Selasa, 12 Mei 2009

MATERI CERDAS CERMAT I 2009 (Revisi)

I. ULUMUL QUR’AN


1. Pengertian Wahyu menurut bahasa adalah pemberitahun secara samar dan cepat.
2. Pengertian Wahyu menurut syara’ adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada sebagian nabi-Nya dengan cepat dan samar di luar kebiasaan manusia biasa.
3. Wahyu yang turun kepada ibu nabi Musa A.S termaktub pada Q.S. (Al-Qur’an Ayat) Al-Qashas: 7.
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ...
4. Wahyu untuk lebah termaktub pada Q.S. An-Nahl: 68.
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنْ اتَّخِذِي مِنْ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنْ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
5. Isyarat Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih di pagi dan sore hari termaktub pada Q.S. Maryam:11.
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنْ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
6. Rayuan setan dalam jiwa manusia termaktub pada Q.S. Al-An’am: 21.
وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ...
7. Cara turunnya wahyu ada dua, yakni melalui perantara malaikat Jibril A.S. dan tanpa perantara.
8. Contoh wahyu yang turun tanpa perantara seperti pada nabi Musa A.S dan nabi Muhammad S.A.W ketika isro’ mi’roj.
9. Wahyu yang turun kepada nabi Musa A.S termaktub dalam Q.S. An-Nisa: 164.
...وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
10. Dalil mengenai bentuk turunnya wahyu termaktub dalam Q.S. Asy-Syura: 51.
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
11. Al-Qur’an menurut bahasa berarti membaca. Hal ini termaktub dalam Q.S. Al-Qiyamah:17-18.
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ * فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ

12. Al-Qur’an menurut istilah memiliki 5 pokok definisi yang tidak dapat dipisahkan, antara lain:
- Firman Allah S.W.T yang kodim/dahulu di Lauhul Mahfudz.
- Sebagai mu’jizat (melemahkan para penentang).
- Kitab suci yang diturunkan atas nabi Muhammad S.A.W.
- Yang ditulis dalam mushaf-mushaf.
- Yang dinukil (tiruan bacaannya) secara mutawatir (sanadnya jelas hingga nabi Muhammad S.A.W).
- Yang dinilai ibadah bagi yang membacanya.
13. Dalil naqli tentang Al-Qur’an sebagai tercantum dalam Q.S. Al-Isro: 88.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلى أَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِه وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْراً
14. Nama-nama Al-Qur’an ada 4, antara lain:
- Al-Qur’an, isyaroh mudahnya dihafal yang termaktub dalam Q.S. Al-Isro: 9.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ...
- Al-Kitab, isyaroh dalam bentuk tulisan yang termaktub dalam Q.S. Al-Baqarah: 1-2.
الم * ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ...
- Adz-Dzikro, isyaroh pada kandungan peringatan-peringatan yang termaktub dalam Q.S. Al-Hijr: 9.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
- Al-Furqon, isyaroh sebagai pembeda antara yang benar dan salah yang termaktub dalam Q.S. Al-Furqan: 1
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
15. Beberapa sifat Al-Qur’an, antara lain:
- Petunjuk dan rahmat, termaktub dalam Q.S. Luqman: 3.
هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُحْسِنِينَ
- Nur/cahaya, termaktub dalam Q.S. An-Nisa: 174.
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
- Syifa/obat, termaktub dalam Q.S. Al-Isro: 82.
وَنُنَزِّلُ مِنْ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ...
- Hikmah, termaktub dalam Q.S. Al-Qamar: 5.
حِكْمَةٌ بَالِغَةٌۖ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
- Himbauan/pengarahan, termaktu dalam Q.S. Yunus: 57.
قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ...
- Wahyu, termaktub dalam Q.S. Al-Anbiya: 45.
إِنَّمَا أُنذِرُكُمْ بِالْوَحْيِ...
16. Periode turunnya Al-Qur’an mencakup 3 periode, antara lain:
- Turun sekaligus dari Allah ke Lauhul Mahfudz, termaktub dalam Q.S. Al-Buruj: 21-22.
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ * فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
- Turun sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada lailatul qadar, termaktub dalam Q.S. Al-Qadr: 1.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
- Turun berangsur-angsur kepada kalbu nabi Muhammad S.A.W selama 23 tahun, termaktub dalam Q.S. Al-Isro: 106
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيْلاً

17. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an terbagi dalam dua macam, yakni Makkiyah dan Madaniyah.
18. Ayat Makkiyah adalah ayat yang turun kepada nabi Muhammad S.A.W di Makkah.
19. Ayat Madaniyah adalah ayat yang turun kepada nabi Muhammad S.A.W di Madinah.
20. 3 ciri dari bebarapa ciri ayat makkiyah, antara lain:
- Setiap ayat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah
- Setiap ayat yang di dalamnya terdapat lafal كَلَّا
- Setiap ayat yang diawali kalimat يَا اَيُّهَا النَّاسُ
21. 3 ciri dari beberapa ciri ayat madaniyah, antara lain:
- Setiap ayat yang di dalamnya terdapat kewajiban dan hukuman
- Setiap ayat yang di dalamnya terdapat cerita orang munafik
- Setiap ayat yang diawali يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا
22. Termasuk sebagian ayat yang turun di musim panas, antara lain:
- Q.S. An-Nisa: 176
- Q.S. Al-Maidah: 3
- Q.S. Al-Baqarah: 281
- Q.S. At-Taubah: 42
- Q.S. At-Taubah: 65
- Q.S. At-Taubah: 81
23. Termasuk sebagian ayat yang turun di musim dingin/hujan, antara lain:
- Q.S. Al-Ahzab: 9
- Q.S. An-Nur: 11-22
24. Ayat Al-Qur’an yang turun di Thoif adalah Q.S. Al-Furqan: 45
25. Ayat Al-Qur’an yang turun di Baitul Maqdis/Palestina adalah Q.S. Az-Zukhruf: 45.
26. Ayat Al-Qur’an yang turun di Hudaibiyah adalah Q.S. Ar-Ra’du: 30
27. Ayat Al-Qur’an yang turun di Juhfah adalah Q.S. Al-Qashas: 85
28. Ayat Al-Qur’an yang turun pertama adalah Q.S. Al-‘Alaq: 1
29. Ayat Al-Qru’an yang turun terakhir adalah Q.S. Al-Baqarah: 281 menurut pendapat yang paling unggul secara mutlak.
30. Surat pertama yang turun secara lengkap adalah Q.S. Al-Fatihah.
31. Pertamanya ayat yang turun tentang syariat jihad adalah Q.S. Al-Haj: 39.
32. Pertamanya ayat yang turun tentang diharamkannya khamr/minuman yang memabukkan adalah Q.S. Al-Baqarah: 219.
33. Pertamanya ayat yang turun tentang makanan adalah Q.S. Al-An’am: 145.
34. Akhir ayat yang turun khusus tentang perempuan adalah Q.S. Ali Imran: 195.
35. Akhir ayat yang turun tentang warisan adalah Q.S. An-Nisa: 176.
36. Akhir surat yang turun secara lengkap adalah Q.S. An-Nashr.
37. Ayat Al-Qur’an yang dibawa dari Madinah ke Makkah tentang RIBA adalah Q.S. Al-Baqarah: 278. Yang membacakan ayatnya kepada penduduk Makkah adalah sahabat Utab bin Usaid r.a.
38. Ayat Al-Qur’an yang dibawa Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menjadi pemimpin haji dari Madinah ke Makkah pada hari kurban adalah Q.S. At-Taubah. Yang membacakan ayatnya kepada semua orang adalah sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.
39. Termasuk pula ayat Al-Qur’an yang dibawa dari Madinah ke Makkah adalah Q.S. An-Nisa: 98-99.
40. Ayat Al-Qur’an yang dibawa dari Madinah ke Habasyah adalah Q.S. Maryam. Adapun yang membacakannya kepada Raja Najasyi adalah sahabat Ja’far bin Abu Thalib r.a. Termasuk pula Q.S. Ali Imran: 64-68
41. Ayat Al-Qur’an yang dibawa dari Makkah ke Madinah antara lain:
- Q.S. Al-A’la. Yang membawa adalah sahabat Mush’ab bin ‘Umair dan Ibnu Umi Maktum r.a.
- Q.S. Yusuf. Yang membawa adalah sahabat ‘Auf bin ‘Afra r.a.
- Q.S. Al-Ikhlas
- Q.S. Al-A’raf dari ayat 158 hingga terakhir ayat (206).
42. Ayat Makkiyah yang terdapat dalam Surat Madaniyah adalah Q.S. Al-Anfal: 64 dan Q.S. Al-Mujadalah: 7.
43. Ayat Madaniyah yang terdapat dalam Surat Makkiyah adalah Q.S. Yunus: 40, 94-95 dan Q.S. Al-Kahfi: 1-8, 28, 107 sampai akhir surat.
44. Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (Asbabun Nuzul) terbagi manjadi 2 jenis, turun tanpa sebab dan turun dengan sebab.
45. contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang turun dengan sebab termaktub dalam Q.S. Asy-Syu’aro:214, Al-Isro: 85, Al-Lahab: 1, Al-Maidah: 4.
46. Beberapa pendapat ulama mengenai hikmah-hikmah adanya Asbabun Nuzul:
- Menurut Al-Wahidi, tidak mungkin tepat dalam menafsiri Al-Qur’an tanpa memahami cerita dan sebab turunnya ayat.
- Menurut Ibnu Daqiq, keterangan Asbabun Nuzul merupakan cara yang tepat untuk memahami kandungan Al-Qur’an.
- Menurut Ibnu Taimiyah, memahami Asbabun Nuzul menentukan pemahaman dalam penafsiran Al-Qur’an, Karena ilmu dengan sebab dan untuk mengetahui ilmu harus tahu penyebabnya.
47. Mengumpulkan Al-Qur’an memiliki dua makna, menghafalkan dan mencatatnya pada lembaran-lembaran.
48. Yang dimaksud Rasm Ustmani adalah tata cara penulisan huruf dan kalimat pada mushaf menurut cara yang diinstruksikan oleh sahabat Ustman bin Affan kepada panitia empat.
49. Panitia empat antara lain: Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash dan Abdur Rahman bin Harist bin Hisyam.
50. Beberapa pendapat tentang Rasm Ustmani:
- Pendapat pertama; bahwa Rasm Ustmani bukan merupakan ketetapan dari Nabi Muhammad S.A.W, melainkan sebuah istilah yang disetujui sahabat Ustman dan disetujui umat islam. Maka wajib hukumnya mengikuti dan tidak boleh membedainya.
- Pendapat kedua; bahwa Rasm Ustmani merupakan istilah saja dan boleh membedainya.
- Pendapat ketiga; bahwa Rasm Ustmani adalah ketetapan dari Nabi Muhammad S.A.W dan tidak boleh membedainya, inilah pendapat mayoritas ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar